Sabtu, 24 November 2012

BAHASA TOLAKI/MEKONGGA



Mengapa bahasa Mekongga halus dan Konawe kasar ?




Bahasa Tolaki adalah salah satu bahasa yang tergolong dalam keluarga bahasa Bungku-Laki. Bahasa Tolaki mempunyai paling sedikit dua dialek yaitu dialek Konawe, dan dialek Mekongga.    Jika ditinjau dari segi lapisan sosial pemakainya, dalam bahasa Tolaki seperti juga bahasa yang lain, tampak  bervariasi dalam beberapa gaya. Ada tiga jenis bahasa Tolaki, yaitu : 

1.  Tulura anakia ( bahasa golongan bangsawan)
2. Tulura lolo (bahasa golongan menengah)
3. Tulura ata (bahasa golongan budak). 

Bahasa golongan bangsawan adalah bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi antar sesama golongan bangsawan/anak raja/pembesar. Jika seseorang dari golongan menengah atau dari golongan budak berbicara kepada golongan bangsawan maka ia juga wajib menggunakan kata-kata dalam bahasa bangsawan. 

Contoh:
Bahasa golongan bangsawan, misalnya perkataan : ipetaliando inggomiu mombe’ihi. Perkataan tersebut dalam bahasa    golongan menengah untuk sesamanya akan diucapkan leundo ponga Contoh lain: ipe’ekato inggomiu mekoli untuk golongan bangsawan, sedangkan untuk golongan menengah lakoto poiso. Bahasa bangsawan ini dalam wujudnya penuh dengan aturan sopan santun.

Bahasa golongan menengah adalah bahasa yang dipakai dikalangan umum masyarakat. Berbeda dengan bahasa golongan bangsawan yang penuh dengan perasaan melebihkan, meninggikan, membesarkan, pada bahasa ini antara pembicara dan pendengar tidak ada perbedaan derajat meskipun beda umur, dan status sosial dalam mayarakat. 

Contoh:
Bahasa golongan menengah Leundo atopongga artinya mari kita makan, akuto mo’iso artinya saya sudah akan tidur, imbenggo lako’amu artinya ke mana hendak kau pergi


Bahasa golongan budak adalah bahasa yang dipakai dalam kalangan budak. Bahasa ini disebut juga bahasa dalo langgai (bahasa orang-orang bodoh), maksudnya bahasa yang kurang mengikuti aturan bahasa umum agar mudah dipahami oleh pendengarnya.


Contoh:
Bahasa golongan budak: akuto mongga me’aroakuto artinya saya sudah akan makan karena saya sudah lapar, akutolako merumbahako mokombo’i songguto artinya saya sudah akan pergi berbaring karena saya sudah mengantuk

Perbedaan-perbedaan yang tampak pada variasi bahasa Tolaki menurut lapisan sosial pemakainya adalah perbedaan-perbedaan yang bersifat gramatikal dan ungkapan-ungkapan yang dipakai hanya terbatas pada penggunaan dalam masing-masing golongan dan tidak dipakai di luar golongan yang bersangkutan. Dalam hal ini, penggunaan kata dan ungkapan tersebut sama untuk semua golongan. Adapun perbedaan antara satu isi atau makna saja disebabkan oleh perbedaan status sosial. Bangsawan mampunyai perhatian berbeda dengan rakyat, ulama berorientasi pada agama, cendekiawan pada ilmu pengetahuan, sedangkan dukun karena pekerjaannya lebih banyak berbicara tentang pengobatan.

Contoh BAHASA YANG DIPERGUNAKAN  LARUM PALANGI  yang diperkenalkan kepada kami (keluarga Pullah).  

-   Inaku Kokutulei pewiso no uputu wunggu (saya tidak bisa masuk karena rambutnya pendek) 
-       Inaku ehe keiyee (saya suka dia) 
-       Inaku pekule (saya kembali)
-       Inaku mbue tukomu (saya nenek moyang kamu)
-       Inaku Leu ari meilo (saya datang dari jauh)
-       Inaku onggo meteohe inggono (saya mau ikut dia)
-       Inaku onggo mongga (saya mau makan)
-       Inaku onggo moinu (saya mau minum)
-       Artono inggito (hartanya kita)
-       Aleii somba (ambil hak)
-       Inggomiu (kalian)
-       Wula opiu (bulan berapa)
-       Wonua sorume (Negeri anggrek)
-       Mosoko (jahat)
-       Mosa’a (tiddak baik)
-       Mearo (lapar)
-       Oroti (roti)
-       Tei (Teh)
-       Mokolemaugu (capek)
-       Wali (istreri)
-       Walinggu (isteriku)
-       Ananggu (anak)
-       Ama (ayah)
-       Serekombo (saudara) .... Dan masih banyak lagi ...................................... !

Demikian yang bisa saya sampaikan, bahwa bahasa yang berkembang sekarang ini di kalangan masyarakat Mekongga tinggal 35 s/d 40 % bahasa kalangan bangsawan (halus), sedangkan daerah lain diluar Mekongga hampir pasti hilang karena banyak menggunakan bahasa golongan menengah kebawah (kasar).  Begitupula adat istiadat dan tradisi di Mekongga masih dipertahankan walaupun telah mengalami pergerseran kearah modernisasi.



                                                                                                                       Penulis

                                                                                                                 Abbas Archa

1 komentar:

  1. trims banyak contoh-contoh kalimat, saya lebih mudah mempelajari Bahasa Tolaki Konawe dan Tolaki Mekongga. apakah ada perbedaan kata antara Tolaki Mekongga dan Tolaki Konawe, misalnya dalam bahasa tuturnya.

    BalasHapus