Selasa, 11 Maret 2014

SISI LAIN KEBERADAAN KERAJAAN PANDANGIGUNI/PADANGGUNI



            Sebelum saya mulai dengan tulisan ini, ijinkan saya untuk mengupas sedikit tentang Kerajaan Padangguni untuk para pencari kebenaran khususnya pemerhati sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara.      Pada kesempatan ini juga saya mohon maaf yang seluas-luasnya jika apa yang saya tulis berseberangan (berbeda) dengan cerita yang ada di masyarakat dan apa yang diketahui para pecinta sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara.    Perbedaan itu indah jika kita bisa menerima dan memahaminya, perbedaan itu akan menambah wawasan berpikir kita, dengan perbedaan yang ada ilmu kita semakin bertambah bahwa diatas langit masih ada langit, dan tidak ada yang sempurna di dunia ini.    Sampaikan satu kebenaran yang kamu ketahui walaupun itu hanya satu paragraf yang kamu tulis daripada satu buku yang kamu sampaikan tetapi isinya penuh dengan kebohongan.

            ULASAN :

1.    Menurut cerita yang ada sekarang ini Kerajaan  Padangguni  berdiri sejak abad ke-2 Masehi dengan rajanya LARUMBESI TANGGOLOWUTA-1, kemudian muncul nama raja BUNDUWULA-1 yang memerintah tahun 1574 s/d 1649 ,sebagai raja Padangguni selanjutnya.   Cerita ini hilang begitu saja karena tidak ada peralihan DINASTI dari raja Larumbesi Tanggolowuta-1 pada abad ke-2 Masehi ke raja BUNDUWULA-1 pada abad ke-16 Masehi.

2.    TANGGOLOWUTA adalah anak dari ONGGABO (raksasa) dengan PODE SUWA yang bergelar ELU KAMBUKA SIO ROPO (gadis berambut 9 depa).   Tanggolowuta mempunyai seorang kakak yang bernama ANAMIANDAPO.   Onggabo menjadi raja di Konawe sekitar tahun 1500 s/d tahun 1530 Setelah Onggabo mangkat, Anamiandapo menggantikan ayahnya sebagai raja di Konawe tahun 1530 s/d 1540.   Tidak begitu lama Anamiandapo menjadi raja, Anamiandapopun mangkat karena tidak mempunyai keturunan (anak) akhirnya Tanggolowuta diangkat menjadi raja Konawe pada tahun 1540 s/d 1570.     Selanjutnya Tanggolowuta menikah dengan WEBARANDI dan mempunyai dua orang putri yang bernama MBULANDA dan WE’ALANDA.    Kedua anak Tanggolowuta diperistri oleh ELU LANGGAI.    Dari pernikahan Elu Langgai dengan Mbulanda mereka  mempunyai seorang anak bernama HALUOLEO, sedangkan dari pernikahan Elu Langgai dengan We’alanda mereka mempunyai empat orang anak yaitu : MELAMBA, PUTEO, TAWE NIWITE dan LARONO WONUA.     Setelah raja Tanggolowuta mangkat, Elu Langgai menjadi raja Konawe sekitar tahun 1570 s/d 1600, setelah Elu Langgai Mangkat Melamba naik tahta sekitar tahun 1600 s/d 1620 menggantikan ayahnya.   Dan setelah raja Melamba mangkat terjadi kevakuman pemerintahan selama dua generasi, dan berakhirlah Dinasti Onggabo di Konawe.   Pada kisah ini raja Tanggolowuta adalah cucu dari Wekoila dan Ramandalangi, karena Pode Suwa adalah anak dari Wekoila.    Pada ulasan kedua ini  Tanggolowuta menjadi raja di Konawe bukan pada Padangguni, karena setelah kerajaan Padangguni runtuh karena diserbu oleh kerajaan Wawolesea dan kerajaan Besulutu Wekoila selanjutnya menjadi raja disana dan mengganti nama kerajaan Padangguni menjadi kerajaan Konawe.

Catatan :   Coba perhatikan, pada pada ulasan Pertama Raja Larumbesi Tanggolowuta-1 menjadi Raja pada kerajaan Padangguni pada abad ke-2 Masehi dan tidak begitu jelas asal usulnya, sedangkan pada ulasan kedua Raja Tanggolowuta adalah anak dari Onggabo dan Pode  Suwa (jelas asal usulnya) dan menjadi Raja setelah kakaknya Anamiandapo mangkat, dengan demikian  Raja Tanggolowuta menjadi Raja pada kerajaan Konawe pada ± abad ke-15 masehi.   
  Pertanyaan :  Apakah Raja Larumbesi Tanggolowuta-1 pada kerajaan Padangguni adalah orang yang sama dengan Raja Tanggolowuta pada kerajaan Konawe ?

3.  Sejak kedatangan LARUM PALANGI di Padangguni ± abad ke-9 Masehi.   Sebenarnya Padangguni bukanlah sebuah kerajaan, karena hanya berupa sebuah DUSUN  yang terdiri dari 15 rumah dengan 5 sampai dengan 6 orang dalam satu rumah.   PADANGGUNI saat itu oleh orang-orang yang mendiami dusun tersebut menyebutnya dengan nama PANDANGIGUNI, mengapa demikian karena saat itu Pandangiguni terletak di suatu HUTAN yang dialiri sungai dan rumah mereka terletak diatas pohon-pohon (sekarang daerah tersebut dikenal dengan nama UNAAHA.  Dusun Padangiguni saat itu adalah dusun yang paling banyak penduduknya dibandingkan dengan dusun-dusun sekitarnya Pandangiguni saat itu dipimpin oleh seorang yang bernama  SONDANGIA PULLAH.    Pada saat LARUM PALANGI datang dari negeri China bersama kedelapan saudaranya di Pandangiguni mereka masih remaja, oleh Sondangia Pullah mereka diterima untuk menetap di daerah tersebut.  Sebagai seorang Pemimpin pada masa itu Sondangia Pullah merupakan seorang publik figur yang memiliki banyak kelebihan (berilmu tinggi dan perkasa), dapat melindungi dan mengayoni, sangat berpengaruh dan Kharismatik.   Sondangia Pullah pada masa itu mempunyai kekuasaan mutlak selaku Pemerintah atau Penguasa, Pemuka Agama, Pemuka Adat.   Karena hal yang dimiliki oleh Sondangia Pullah itulah akhirnya  Larum Palangi berguru kepadanya.  Setelah beberapa tahun kemudian datanglah Kelompok orang dari Tengah.  
          Kelompok orang yang datang dari Tengah ini sangat banyak jumlahnya dan mengaku serta  mengatakan kalau Pandangiguni  adalah daerah mereka, untuk menghindari pertumpahan darah maka Sondangia Pullah dan Larum Palangi beserta kelompoknya pindah dan keluar dari dusun tersebut dengan berjalan kaki mencari tempat baru dan akhirnya berdiam di MEKONGGA (sekarang WUNDULAKO) (baca route perjalanan Larum Palangi di Tanah Mekongga).    Ditanah yang baru inilah Larum Palangi mendirikan sebuah kerajaan yang akhirnya dikenal dengan nama Kerajaan Mekongga dengan  rajanya yang pertama Sondangia Pullah.   Inilah kerajaan yang pertama yang telah berbentuk kerajaan (bangunan) yang berdiri di Sulawesi Tenggara.

Semoga ulasan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi para pencari kebenaran, dan semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dari sifat-sifat sombong dan keangkaramurkaan dan semoga kita tetap berjalan dijalan lurusNya … Aamiinn.


Tunggu kisah-kisah Heboh selanjutnya … !


Info lengkap dapat menghubungi kami di :
1.  081348264141
 

atau di : abbas.archa@gmail.com  Fb. abbas_archa@ymail.com



                                                                                                            Penulis



       Abbas Archa