Kisah diatas penulis sampaikan dalam versi yang sebenarnya dan bukan rekayasa dan dapat dipertanggungjawabkan. Kisah yang menyatakan bahwa burung Kongga dibunuh oleh LARUMPALANGI dan saudaranya WEKOILA adalah kisah dari mulut kemulut yang tidak berdasar dan sangat keliru. Apalagi jika diceritakan kalau yang membunuh Burung Konggaraha/Burung Kongga adalah seorang BUDAK yang bernama TASAHEA dari LOEYA, tentu sangat menjerumuskan dan menyesatkan. Sekali lagi penulis tegaskan bahwa yang membunuh Burung Konggaraha adalah seorang Raja Mekongga dialah LAPOTENDE. Agar lebih jelasnya penulis sarankan agar pembaca bisa membuka lagi tulisan-tulisan penulis terdahulu tentang “Asal Kerajaan Mekongga” Kisah terbunuhnya burung Kongga terjadi sebelum Belanda masuk Sulawesi tenggara. Larum Palangi datang ketanah Mekongga sekitar abad ke-12. Sejak Belanda masuk ke Sulawesi Tenggara sekitar tahun 1815 dan di lanjutkan oleh Jepang sekitar tahun1942 tidaklah membawa kebaikan bagi warga dan rakyat Mekongga bahkan membuat kesengsaraan bagi rakyat. Dan setelah tentara Jepang kalah perang melawan sekutu, NICA masuk di kendari. Kembalinya Belanda di daerah ini sebagai NICA ditentang oleh penduduk. Dengan senjata rampasan dan dengan semangat heiho dari Jepang, penduduk mengadakan perlawanan terhadap NICA dalam rangkaian perjuangan Republik Indonesia mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Dalam zaman kekuasaan Belanda dan Jepang, baik Kerajaan Konawe
maupun Kerajaan Mekongga menjadi hancur/hilang. Sampai dengan tulisan
ini kami buat, belum ada data implisit yang termuat dalam literatur yang
lengkap mengenai Sejarah Kerajaan Mekongga dan wilayah kekuasaannya, hal ini
karena keterbatasan data, dan terlalu banyaknya cerita dari mulut-kemulut yang
tidak berdasar dari orang-orang yang mengaku keturunan yang sah dari Larum
Palangi serta sengaja menciptakan polemik untuk mengambil keuntungan bagi diri
sendiri dan kelompoknya.
Distorsi sejarah jadinya ini.....
BalasHapusDalam buku-buku cerita yang sering saya baca
memang begitu ditulis, bahwa yang membunuh
Kongga Raksasa (Kongga Owose) tersebut adalah Larumbalangi (seharusnya Larumpalangi, y)...
bukan Lapotende
seperti yang bapak tuliskan di atas.
di situs http://mariachmad.blogspot.com/2009/06/kongga-owose.html dan situs lainnya juga menulis kesalahan itu (lagi)....
Apa yang anda baca dari buku2 yang telah ada menurut saya sangat tidak mendasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya ... Cerita saya berasal dari dari Ayahanda saya Muhammad Kondi Pullah anak tunggal dari Siti Nauso Pullah dan Konna ... Cerita ayah saya berasal dari Nenek Beliau WEPITA dan suaminya LAPOTENDE ... ! Bahwa darah yang mengalir dalam tubuh saya ini bisa saya pertanggungjawabkan sebagai keturunan yang sah dari Larumpalangi sang pemilik Mekongga dan Lapotende Pullah penerusnya hingga sampai ke Ayahanda saya ... Saya berani dan bersedia menggunakan sumpah adat yang berlaku di Mekongga untuk membuktikan apa yang saya tulis dan sampaikan ... ! Jika anda kurang puas atas jawaban saya silahkan anda SMS saya, insyah Allah saya akan menghubungi anda dan menjelaskan panjang lebar tentang apa yang anda tanyakan ... !!
Hapusmaaf mau tanya... abbas, anda itu orang mekongga ya.?? kenapa kok lebih mirip orang Maluku (agak hitam & rambut bergelombang)... orang mekongga kan putih-putih kayak cina, dan rambutnya lurus.
HapusItu karena ketidaktahuan anda tentang kerajaan mekongga, bahkan orang-orang di wundulako yang mengaku keturunan dari Larumpalagi saja, tidak mengetahui letak dimana Larumpalangi raja mekongga pertama di makamkan. Nanti kalau saya tunjukkan letaknya dibilang mengingau disiang hari ..hhhhhhhhhhhhmmmmmmmm
Hapus